Sabtu, 02 November 2013

5 Komoditas berjaya di masa lalu, tapi kini rajin impor

5 Komoditas berjaya di masa lalu, tapi kini rajin impor

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya akan sumber daya alam (SDA). Namun, kekayaan alam yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah dan pemangku kepentingan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.

Jadi jangan heran jika pemerintah seolah mengandalkan kebijakan impor pelbagai komoditas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ironisnya, sebagai negara agraris, Indonesia menjalankan kebijakan impor produk pangan yang sesungguhnya semua tersedia di dalam negeri. Faktanya, kebijakan impor yang ironis itu seolah memberi gambaran kontraproduktif atas potensi Indonesia sebagai negara agraris.

Tengok saja impor bawang putih atau cabe merah secara besar-besaran dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pemerintah beralibi, jika impor tidak dilakukan maka harga di pasaran bakal melonjak tajam. Masyarakat pun akan kesulitan mendapat pasokan karena produksi dalam negeri tak mampu diandalkan untuk memenuhi konsumsi.
Kondisi Indonesia saat ini yang sangat tergantung impor, dikait-kaitkan bahkan ada yang membeda-bedakan dengan kondisi di era kepemimpinan Presiden Soeharto yang dikenal dulu sangat kental dengan istilah swasembada pangan.

Bahkan, pada 1984 Indonesia dinyatakan mandiri dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri atau mencapai swasembada pangan. Organisasi Pangan Dunia (FAO) pun mengundang Soeharto untuk menerima penghargaan. Salah satu prestasi yang pernah diterima Soeharto di kancah internasional.
Dikutip dari laman Soeharto centre, Direktur Jenderal FAO Edouard Saouma mengundang Soeharto bicara pada forum dunia, 14 November 1985. Organisasi pangan dan pertanian PBB meminta Soeharto berbagi pengalaman Indonesia dalam upaya menaikkan tingkat produktivitas dengan mencapai tingkat swasembada pangan. Oleh FAO, Soeharto dijadikan lambang perkembangan pertanian Internasional.

Kondisi tersebut memang berbanding terbalik dengan kondisi ekonomi saat ini. Di mana pemerintah selalu mengandalkan pasokan luar negeri untuk kebutuhan di dalam negeri. Sejumlah komoditas pangan tak luput dari program impor. Merdeka.com mencoba merangkum komoditas-komoditas yang berjaya di era Soeharto, namun kini harus mengandalkan impor.