Dua Paha Sudah Cukup.
Menjelang hari lebaran, tentu selalu
ada hal-hal yang khas, unik, menarik dan bahkan telah “membudaya” bagi sebagian
masyarakat, entah di seluruh dunia, maupun di Indonesia. Sungguh setelah
sebulan lamanya kita berpuasa, dengan segala amalan yang telah dilakukan,
dan hari nan Fitri ini selalu ingin dinanti.
Sangat mengasyikkan sekali saya bisa berkumpul dengan keluarga besar, biasanya setelah sholat Id hal yang di tunggu, saatnya bagi-bagi uang kepada saudara-saudaraku yang masih kanak-kanak, saat bagi-bagi tidak ada aturan jadi mereka berebutan ada yang menangis karena tidak kebagian dan yang dapat banyak merasa puas bahkan ibu dari anak-anak juga terdorong ikut berebutan, nilainya tidak seberapa tetapi kegembiraan itulah yang mengasikkan.
Sangat mengasyikkan sekali saya bisa berkumpul dengan keluarga besar, biasanya setelah sholat Id hal yang di tunggu, saatnya bagi-bagi uang kepada saudara-saudaraku yang masih kanak-kanak, saat bagi-bagi tidak ada aturan jadi mereka berebutan ada yang menangis karena tidak kebagian dan yang dapat banyak merasa puas bahkan ibu dari anak-anak juga terdorong ikut berebutan, nilainya tidak seberapa tetapi kegembiraan itulah yang mengasikkan.
Nah. Bagi saya nikmatnya lebaran tidak bisa dipungkiri
dikarenakan ada makanan khasnya, tidak lain dan tidak bukan : Opor Ayam dan Ketupatnya.
Dari makanan ini saya menyadari hikmah dari Lebaran yang sebenarnya.
Pelajaran penting dari munculnya Masakan tersebut dalam keluarga saya setiap
lebaran adalah bahwa :
Hidup Sederhana adalah Hidup yang terbaik agar kita bisa mensyukuri atas
Rezeki apapun yang kita dapatkan…
Ibu tidak pernah membuat ketupat dan opor ayam selain ketika lebaran tiba…
Setidaknya Opor yang selezat dan Ketupat yang selegit, segurih dan sebanyak
itu. Itulah mengapa Opor ayam dan Ketupat ketika lebaran menjadi sangat spesial
ketika Lebaran tiba.
Lebaran semakin spesial ketika Opor yang masih hangat dan Potongan ketupat
terhidang di atas meja makan seusai kita Sholat Idul Fitri. Kuah Opor yang
kuning menggoda yang menyiratkan gurih dan sedapnya ketika di suap dengan
potongan Ketupat dengan sendok. Liur saya tidak mungkin tidak menetes ketika
melihat pemandangan tersebut ada diatas meja.
Tidak cukup 1 piring dan satu ketupat buat saya memanjakan perut yang
setahun sekali bertemu pasangan serasi tersebut (Opor ayam dan ketupat). Bagian
Sayap adalah bagian yang paling saya sukai pada ayam yang diopor oleh ibu saya.
2 pasang sayap selalu saya ambil terlebih dahulu agar kakak-kakak saya tidak
mendahuluinya.
Opor Ayam dan Ketupat adalah Jodoh yang sangat pas ketika di padukan pada
saat lebaran Tiba. Opor kita bisa buat setiap saat tapi tanpa Ketupat, Opor
terasa kehilangan pasangan tebaiknya. Opor menjadi tidak spesial dan Opor
menjadi tidak semenarik ketika lebaran tiba dan Ketupat ada di sampingnya
mendampingi dengan setia.
Opor dan Ketupat adalah makanan yang sangat saya tunggu.
Dan itulah yang terbaik untuk saya pada saat lebaran tiba karena Kerinduan
saya pada Opor dan Ketupat ketika Lebaran Tiba…
Opor Ayam dan Ketupat…. Oooohhhhh….. Jika mungkin, Lebaran harus tiap bulan
agar saya bisa memakan mereka tiap bulan…