BA’DA Shalat Ashar saya keluar ke teras menikmati udara sejuk yang tercipta dari terpaan hembusan angin di teras Mesjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin bersama teman saya H.Harun yang kebetulan baru genap sebulan berada di Banjarmasin, waktu tak terasa pukul 18 lewat 10 menit saya melihat orang bergegas menuju Gedung Aula Serbaguna di dalam Kompleks Masjid Raya Sabilal Muhtadin.
Pemandangan seperti ini setiap hari terjadi sepanjang
bulan puasa ramadhan karena pada hari
ini yang mereka tunggu tiada lain adalah makanan berbuka puasa Bubur Sabilal
yang mengundang selera. Sepiring bubur, kentang, wortel, daging, telur, ayam
iris, rempah-rempah dan minyak samin ditambah the hangat atau teh susu.
Tak sabar rekan saya H.Harun juga bergegas tak sabar dan tak mau ketinggalan untuk
menikmati bubur yang sudah mejadi ikon menu berbuka puasa Masjid Sabilal
Muhtadin sejak tahun 80-an.
Perlu di ketahui Ratusan orang setiap
hari memadati sepanjang sore sepanjang bulan puasa menikmati kelezatan Bubur
Sabilal, Bahkan menjelang akhir bulan Ramadhan jamaah yang hadir melampaui
angka ribuan orang.
Yang patut kita apresiasi dibalik nikmat kelezatan
Bubur Sabilal ada yang bernama Hj Sabah tokoh utama beliaulah di balik layar
keberadaan Bubur Sabilal ini. Wanita berusia 56 tahun ini sudah menyatu dengan
asap Bubur Sabilal saat ‘mengawah’ (memasak dalam kuali besar) bersama
mertuanya Hj Badariah di kediaman di Jalan Antasan Kecil Timur RT 11 Banjarmasin.
Ibu mertuanya Hj Badariah adalah
orang pertama yang dipercaya petugas Masjid Sabilal untuk menyiapkan hidangan
berbuka untuk jamaah masjid terbesar di Kalimantan Selatan ini.
Sabah mulai memasak bubur bersama
ibu metua sejak Badan Pengelola Masjid Raya Sabilal Muhtadin dijabat oleh
Ustadz Rafi’ie Hamdi, awal tahun 80-an. Waktu itu ceritanya dana memasak bubur
berasal dari uang recehan hasil sumbangan jamaah masjid, sedang sekarang
memakai dana anggaran khusus dari pemda.
Sehari-hari pekerjaan Sabah memasak
bubur dibantu tiga sampai empat orang tukang aduk. Sementara ia sendiri lebih
berkonsentrasi untuk urusan pengadaan dan pengolahan resep bumbu dan
rempah-rempah. Sabah pula yang menakar bumbu dan racikan bahan-bahan ke dalam
bubur.
Suaminya, H Anang Jarkasi bertugas
menyiapkan alat-alat masak, bahan bakar dan mengisi air ke dalam kawah hingga
merebusnya. Pasangan suami istri yang sudah memiliki 3 cucu ini kompak bahu
membahu berbagi peran menyiapkan masakan hingga memuatnya ke dalam beberapa
termos berukuran besar dan mengantarkannya dengan mobil pick up ke Masjid
Sabilal. Bersama empat tukang masaknya Sabah juga nantinya yang menyendok bubur
ke dalam piring-piring dibantu oleh ibu-ibu dan remaja masjid.