Kamis, 27 Februari 2014

Akbar Faisal dengan Risdianto Haleng Melepas Ayam di Kotabaru

Akbar Faisal dengan Risdianto Haleng.HB Melepas Ayam di Kotabaru

RHCenter 25/2/2014. Menghidupkan kembali tradisi adat Mallasuang Manu, Lebih tiga ribu orang memadati Lapangan Sepak Bola Tanjung Seloka Pulau Laut Selatan Kotabaru. Tanggal 25/2/2014, Antusiasme masyarakat terlihat berdatangan sejak pukul 8 pagi dari pelosok desa di Pulau laut bahkan ada yang sengaja datang dari Kotabaru dan Tanah Bumbu untuk menyaksikan acara tersebut. Tepat jam 11 pagi prosesi acara Hajatan Pesta Adat Mallasuang Manu dimulai hingga acara inti selesai sekitar pukul 13 siang.
Penyelenggara Risdianto Haleng HB, Putera Daerah Asli kelahiran Desa Sungai Bahim KecamatanPulau laut selatan,  yang saat ini sebagai Caleg DPR-RI Dapil Kalsel II dari Partai Nasdem No. Urut 4. Yang membuat masyarakat antusias menghadiri acara tersebut adalah di hadirkannya  tokoh Nasional Akbar Faisal yang berasal dari Sulawesi Selatan yang juga Penggagas Hak Angket Kasus Bank Century. Antusiasme masyarakat selain menyaksikan Acara adat Mallasuang Manu juga ingin melihat langsung sosok yang berbicara apa adanya, yang selama ini hanya bisa di lihat di layar kaca. Tampak hadir pula di deretan kursi undangan para pejabat setempat, tetua adat beserta beberapa Caleg dari Partai Nasdem baik di DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten.
Risdianto Haleng HB dalam sambutannya, sekaligus penggagas penyelenggara acara tersebut, yang didampingi Ibunda tercinta Hj.Hafifah Haleng, mengatakan, “Acara ini digelar bukan dalam rangka kampanye politik. Acara ini sudah ingin saya lakukan sejak 4 bulan yang lalu. Namun karena saya sangat mendambakan kehadiran tokoh nasional Abang Akbar Faisal dalam mallassuang manu ini, maka acara baru bisa dilaksanakan saat ini”. Risdiantojuga mengatakan bahwa tujuan dasar dari mallassuang manu adalah mempererat tali silaturahmi untuk memperkokoh tali persatuan antar adat khususnya di Kabupaten Kotabaru.
Kepada masyarakat Risdianto Haleng berpesan, bahwa salah satu motivasi dia untuk bergabung dengan Partai NasDem adalah, bahwa partai ini sangat terbuka dengan perubahan tetapi juga sangat memperhatikan adat kebudayaan tradisi lokal. Sebab hal ini merupakan akar budaya bangsa yang berfungsi sebagai filter atau penangkal pengaruh negatif bangsa lain yang menempel pada setiap perubahan zaman.“Dengan bernaung di Partai Nasdem saya berharap dapat membawa perubahan positif untuk masyarakat, tanpa harus merusak adat dan tradisi lokal yang sudah dibangun oleh nenek moyang kita.” 
Dalam kesempatan lain Risdianto Haleng HB juga mengisahkan, “Jaman dulu mallassuang manu adalah acara adat melempar ayam ke pantai sekitar daerah Tanjung Keramat. Sebagai tanda berhajat dan bersyukur para nelayan Mandar, atas karunia Tuhan berupa hasil laut yang melimpah”.Menurut Risdianto semasa kecil, mallassuang manu mulai dilaksanakan di Kotabaru oleh para tetua dan tokoh adat Bugis Mandar untuk mengenang kampung halaman mereka di Sulawesi. Dalam perkembangannya mallassuang manu pernah diangkat oleh Dinas Pariwisata sebaga agenda promosi wisata Kabupaten Kota Baru sebagai icon kunjungan wisata disuatu tempat bernama pulau Cinta.
Sementara itu Tokoh Nasional penggagas Hak Angket DPR pada kasus Bank Century, Akbar Faisal, dalam sambutannya mengatakan bahwa persatuan adalah kekuatan dasar menyongsong era perubahan. Kebudayaan daerah asli termasuk mallassuang manu adalah elemen pemersatu bangsa yang sangat penting. Untuk itu perlu terus dipupuk dan dikembangkan. 
Saat pembacaan sejarah kedatangan orang Bugis Mandar ke daerah Pulau Laut Kalimantan Selatan, tampak mata Akbar Faisal berkaca-kaca tidak bisa menahan haru. Dia lantas mengatakan, bahwa kebrutalan peristiwa DI/TII tahun 1953 dilita (tanah) Mandar Sulawesi Selatan telah mencerai beraikan masyarakat Mandar, termasuk kerabat Akbar Faisal sendiri, yang sampai sekarang belum bisa dia temui. “Semoga peristiwa tersebut tidak pernah terulang lagi di Indonesia”, lanjut Akbar Faisal.
Akbar sangat menyambut baik dan mendukung acara ini. Menurut dia jarang putera daerah yang peduli dengan kebudayaan dan tradisi dari suku aslinya setelah mereka sukses di rantau orang.Akhirnya kebudayaan dan tradisi asli tersebut lama kelamaan punah. Akibatnya  pemersatu bangsa akan melemah dan bangsa kita akan mudah dihancurkan oleh negara lain.
       Disela-sela meriahnya acara, beberapa tokoh adat dan masyarakat yang dihubungi sangat menghargai dan berterimakasih atas gagasan dan penyelenggaraan mallassuang manu yang baru pertamakali dilaksanakan di Tanjung Seloka ini. Menurutnya, dengan mengikuti acara ini mereka merasa kembali ke kampung halaman di Bugis Mandar Sulawesi Selatan.
Dalam acara ini mereka bisa bertemu kerabat, famili, saudara yang selama ini jarang bertemu.  Darmawan, S.PI salah satu tokoh adat yang juga Caleg DPRD Propinsi Kalsel Dapil VI dari Partai Nasdem Nomor urut 5, mengatakan, “Disini juga mereka bisa bertukar informasi tentang silsilah keluarga mereka masing-masing, dan tak jarang ternyata diantara mereka berada dalam silsilah yang sama, artinya mereka bersaudara. Hal inilah sesungguhnya ‘roh’ daripada fungsi kebudayaan dan tradisi dari suku asli sebagai alat pemersatu bangsa”.
Turut memeriahkan acara tersebut  atraksi pencaksilat khas Mandar.  Tari-tarian daerah dan pembacaan sejarah kedatangan orang mandar dan bugis dari sulawesi ke Pulau Laut Kotabaru Kalimantan Selatan. (jy)